KemarahanYunus kepada Allah (3:10 - 4:1-3) (Tidak disebutkan) Saudara, dalam ayat Alkitab yang kita baca bersama tadi, kita dapat melihat bahwa Yunus sangat marah kepada Allah karena harapannya tidak terjadi. Yunus sangat berharap Niniwe dihukum Tuhan karena bangsa Niniwe adalah bangsa yang sangat jahat. 4Yunus belajar menginsyafi, bahwa Allah mengasihi bangsa-bangsa lain41-11 1Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. 2Kel. 346 Dan berdoalah ia kepada Tuhan, katanya ”Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. 3Jadi sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.” 4Tetapi firman Tuhan ”Layakkah engkau marah?” 5Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. 6Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. 7Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. 8Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya ”Lebih baiklah aku mati dari pada hidup.” 9Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus ”Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Jawabnya ”Selayaknyalah aku marah sampai mati.” 10Lalu Allah berfirman ”Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. 11Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?” Terjemahan Baru Bible © Indonesian Bible Society 1974, Selebihnya Tentang Alkitab Terjemahan Baru ParlimenHulu Langat (P101) ialah kawasan pilihan raya bagi parlimen di Dewan Rakyat. Parlimen Hulu Langat ditubuhkan pada tahun 1974. Penyandang parlimen ini ialah Yang Berhormat Hasanuddin Mohd Yunus dari PH - AMANAH. Beliau berjaya menewaskan penyandang parlimen ini dari PAS yang telah menyandang selama dua penggal.

Di dalam pembahasan terakhir dikitab Yunus yaitu dipasal ke 4, saya akan membagi menjadi dua bagian yang pertama adalah kemarahan Yunus terhadap Allah yang terekam didalam ayat 1-5 dan kasih Allah terhadap Yunus di ayat 6-11. Kemarahan Yunus yang didasarkan atas sifat racist kesombongan dan ketidak relaannya kalau Allah menyelamatkan bangsa yang terkenal sangat najis. Kemarahan Yunus disini mewakili dosa seluruh umat manusia dengan berbagai macam situasi dan kondisinya sedangkan kasih Allah melambangkan cinta Allah kepada manusia pendosa dan puncaknya terlihat didalam kematian Anaknya diatas Kalvari. Yang merupakan kasih terbesar dan tidak ada yang sanggup menggantikannya. Kesombongan hati Yunus Di dalam pembahasan sebelumnya yaitu dipasal ke tiga kita telah melihat bagaimana Yunus yang tidak rela diutus oleh Allah justru menghasilkan keberhasilan pelayanan yang terbesar. KKR yang diadakan oleh Pendeta Yunus didalam tiga hari telah mempertobatkan ratusan ribu jiwa, jadi kalau saudara ditanya pelayanan Hamba Tuhan siapakah yang paling sukses? Maka jawabannya adalah Pendeta Yunus. Tidak ada satu record pun didalam sejarah KKR ada orang bertobat sebanyak ratusan ribu jiwa hanya selama 3 hari kecuali didalam KKR Yunus. Semakin saya merenungkan Alkitab saya semakin heran banyak hal yang sangat sulit dipikirkan oleh pikiran manusia yang sehat, cerita-cerita didalam Alkitab sering kali bersifat sangat paradox sangat aneh dan selalu bertolak belakang dengan pikiran dan keinginan manusia. Yunus yang benar-benar tidak rela, tidak mau bahkan keputusannya begitu keras lebih baik mati dari pada melihat wajah-wajah orang Niniwe justru pelayanannya dibuat Tuhan berhasil luar biasa. Aneh sekali saudara, Tuhan kita memang Tuhan yang aneh, saya pikir tidak ada cerita dari kitab suci agama lain yang aneh seperti Allah kita. Maka kalau Tuhan kita aneh orang Kristen juga menjadi aneh dan hasilnya kekristenan akan menerobos dan mempengaruhi sejarah, kalau saudara mempelajari sejarah dengan baik maka engkau akan melihat terobosan dan perubahan yang besar yang terjadi tidak ada dampak yang pengaruhnya begitu dahsyat kecuali gerakan gereja Tuhan. Yang salah satunya adalah gerakan Reformasi yang terjadi di Eropa yang merupakan gerakan yang paling indah yang pernah terjadi didalam sejarah yang pengaruhnya begitu dahsyat sanggup merubah tatanan masyarakat dari gelap, berdosa, ketinggalan, bodoh menjadi maju dan beradab. Kalau pelayanan Yunus sangat sukses bukankah Yunus seharusnya sangat bangga dan senang? Kita sebagai orang Kristen saat ini dimana pada saat Gereja mengadakan program penginjilan-penginjilan maka sering kali kita pulang dengan membawa kekecewaan, kok susah sekali ya menginjil orang. Saya sudah berdoa saya sudah belajar saya sudah mempersiapkan diri sedemikian rupa, kenapa kok masih belum bisa membawa satu jiwapun. Kita semua mempunyai complaint yang sama begitu sulitnya untuk membawa jiwa-jiwa terhilang kepada Kristus. Maka kalau suatu hari penginjilanmu berhasil mempertobatkan satu orang kepada Kristus maka saudara akan sangat senang dan puas. Lihat Tuhan memakai pelayanan saya, pelayananku diberkati Tuhan dan sebagainya dan sebagainya. Namun tidak dengan Yunus, Dia meneriakkan berita yang sangat singkat dan diulang terus didalam setiap sudut kota Niniwe, Alkitab merekam perkataan penghakiman Yunus, empat puluh hari lagi maka Niniwe akan ditunggang balikkan 34. Saudara melihat khotbah Yunus begitu sederhana namun dipenuhi oleh kuasa Allah sampai orang yang mendengar menjadi sangat ketakutan. Saudara sekali lagi kita melihat keanehan dari firman Allah yang kelihatannya begitu sepele namun sanggup mempertobatkan manusia pendosa. Dan hal ini sangat berbeda dengan orang Kristen masa kini, alkitabmu ada dimana-mana, di lap top, ipad, smart phone, 6 buku alkitab dirumah namun tidak pernah mempertobatkan engkau, karena disitu ada kelimpahan firman maka biasanya manusia menghina dan memandang rendah. Kalau saudara perhatikan kalimat tersebut bukankah begitu sederhana? Tidak ada istilah-istilah Teologis yang sangat dalam dan untuk mengerti perkataan Yunus orang tidak perlu sekolah ke university, empat puluh hari lagi Niniwe akan dihancurkan. Semua orang mengerti,dari anak-anak sampai dewasa semua mengetahui, mereka mendengar dan goncanglah jiwanya, mereka berteriak dan memohon pengampunannya. Dari sini kita melihat kalimat yang sederhana jikalau diurapi Allah maka hasilnya begitu dahsyat. Dalam pengalaman pertobatan, saya tidak mengalami peristiwa seperti itu, melainkan proses yang cukup sulit dan panjang demikian juga banyak diantara kita tidak mengalami pertobatan secara mendadak seperti yang dialami oleh orang-orang Niniwe. Namun tidak sedikit juga orang yang mengalami transformasi dari Allah melalui kalimat-kalimat yang sangat sederhana yang sama sekali tidak terbayangkan. Augustinus bertobat dari kehidupannya yang gelap dan cabul melalui pembacaan kitab Roma 1313-14, Luther mengalami transformasi kemenangan iman sejati melalui pembacaan Roma 117, Komentator yang terkenal bernama Matthew Henry mengalami kebangkitan iman untuk mengetahui Tuhan secara personal melalui pembacaan kitab Mazmur 5117 dan sebagainya. Dari sini kita boleh belajar bahwa Firman Tuhan harus dibaca dan diimani memohon kekuatan Tuhan untuk memberikan urapan sehingga kerohanian kita boleh mengalami transformasi. Baik kita akan kembali kepembahasan inti, kenapa Yunus tidak senang dengan keberhasilan pelayanannya? Tidak lain jawabannya terletak diayat 1-3 yaitu kekerasan hati Yunus. Kalau ada Hamba Tuhan yang begitu berkeras hati tetap kepada keputusan semula tidak mau diubahkan adalah Yunus. Yunus tidak bersyukur kepada Tuhan atas keberhasilan pelayanannya malahan membuat hatinya semakin kesal. Kalau kita menelusuri secara tajam apa yang membuat hati Yunus sangat marah? Jawabannya tidak lain adalah kesombongan Yunus. Dia adalah orang Yahudi yang adalah bangsa pilihan Allah yang dipilih secara khusus, hal ini pernah saya bahas dipasal kesatu. Sebagai bangsa pilihan adalah bangsa yang diselamatkan sedangkan diluar Israel adalah bangsa buangan yang seharusnya dibuang dan dicampakkan kedalam api apalagi image seperti orang Niniwe yang adalah bangsa najis dan kotor. Sama sekali tidak terbayang didalam diri Yunus tidak mungkin bangsa Niniwe akan diselamatkan Allah. Di sini saudara melihat Yunus sudah terjerat dosa orang farisi dan ahli taurat yang sangat sombong, yang merasa pemimpin rohani yang mendapatkan perlakuan special dari Allah. Proud atau kebanggan didalam diri manusia selalu ada, Calvin didalam komentarinya yang diambil dari kalimat Jerome membandingkan dengan keinginan Rasul Paulus yang rela terkutuk demi keselamatan bangsanya Roma 93. Rasul Paulus sangat bangga sebagai bangsa Yahudi yang adalah pilihan Allah jadi jelas keinginan Paulus pun kalau bisa Tuhan mengutamakan keselamatan bangsanya dahulu dari pada bangsa lain. Saya percaya kita semua sebagai manusia pendosa memiliki proud yang sama, aku ingin bangsaku dulu, sukuku, kaumku lebih dari bangsa lain. Terlebih lagi kita sebagai orang Reformed yang menjunjung tinggi doktrin pemilihan sering kali menjadi sombong dan akhirnya kita menjadi dingin dan tidak mau menginjil. Biarkan orang lain binasa yang penting aku dan keluargaku sudah selamat. Saya peringatkan kepadamu berhati-hatilah, jikalau saudara berada pada kondisi seperti ini bertobatlah minta Allah untuk mengasihi jiwa-jiwa yang terhilang tanpa pandang suku maupun budaya. Ingat cerita Yunus, Allah mengasihi Yunus dan Allah juga mengasihi bangsa kafir. Hal yang kedua kelihatannya Yunus marah kepada Allah adalah Allah telah berbohong kepadanya. Maksudnya Tuhan sudah berfirman kepadanya bahwa 40 hari lagi Niniwe akan dihancurkan, jadi pesan Allah yang Yunus tangkap adalah biarlah aku tetap menginjil toh akhirnya bangsa ini tetap akan dihancurkan olehnya. Atau dengan kata lain Yunus telah salah motif, Yunus pikir Allah pasti akan menghakimi bangsa ini melalui khotbahku dan hasilnya ternyata sangat berbeda dengan pemikiran Yunus. Maka akhirnya Yunus menjadi panas hati karena merasa telah dikhianati oleh Allah. Kalau apa yang telah aku nubuatkan ternyata tidak terjadi bukankah orang-orang Niniwe akan menganggap aku adalah Nabi yang sesat? Jadi sekali lagi fokusnya bukan kepada keinginan Tuhan lagi melainkan proud keegoisan dari Yunus sendiri. Dari contoh Yunus juga menjadi peringatan yang serius buat semua pelayan Tuhan, kitalah yang harus menaruh seluruh ambisi dan kepentingan kita ditangan Tuhan dan bukan Tuhan yang menuruti keinginan manusia. Di sini kelihatannya 40 hari peringatan sudah hampir terjadi atau mungkin sudah melampaui 40 hari dan ternyata penghakiman tidak terjadi maka Yunus menjadi begitu marah. Karena kesombongan dan kekerasan hati Yunus mengakibatkan hubungannya dengan Allah menjadi tidak harmonis. Saudara bisa perhatikan diayat ke 2 Yunus mulai berdoa kepada Allah, dan doa Yunus dipenuhi oleh kejengkelan, tidak seperti doa yang Ia naikkan di pasal kedua yang begitu indah yang Yunus panjatkan diperut ikan. Hajaran Allah di gerbang maut di belly fish tetap tidak membuat Yunus berubah. Hati Yunus sudah begitu jengkel, pertobatan dari bangsa kafir membuat dia begitu cemburu. Yunus didalam doanya kelihatan membenarkan dirinya melalui ayat-ayat Alkitab, dia mengatakan bukankah Engkaulah Allah pengasih dan penyayang? Yunus sangat mengerti Firman Tuhan, namun pada saat Allah benar-benar menyatakan kasihnya kepada bangsa kafir, Yunus membutakan matanya. Kenapa Yunus bisa berbuat seperti ini? Tidak lain jawabannya adalah dosa, dosalah yang membuat hati manusia menjadi gelap dan membuat diri sendiri menjadi bodoh. Dan tidak ada dosa yang paling pintar selain mengelabui Tuhan dengan memakai Firmannya, Firman diadu dengan Firman seperti si ular yang menipu Adam dengan memakai Firman Allah, pada saat engkau memakannya maka engkau akan menjadi seperti Allah, mengetahui yang baik dan jahat. Saudara melihat akibat kekerasan hati Yunus maka kondisi imannya terus mengalami penurunan, sampai akhirnya Ia ingin mati, di ayat ke 3 Yunus berseru ya Tuhan cabutlah nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup. Kita melihat doa Yunus begitu keras pokoknya tidak mau melihat bangsa Niniwe diselamatkan, dan dari pada bangsa tersebut mendapatkan keselamatan lebih baik aku mati. Kalau ada Hamba Tuhan yang begitu keras tetap sampai mati tidak mau berubah maka orang itu adalah Yunus. Saudara melihat hati Yunus tetap konsisten semenjak awal pada waktu Tuhan mengutusnya, Yunus tetap menolak panggilannya dan berusaha sejauh mungkin melarikan diri dari hadapan Allah. Pada waktu saya terus merenungkan tindakan Yunus membuat saya sedih. Kita tahu bahwa tindakannya adalah salah dan berdosa terhadap Tuhan, namun seperti yang telah saya katakan dosa dan kesalahan Yunus masih jauh lebih baik dari pada kesalahan kita yang sering kali berani mencap Yunus adalah hamba Tuhan yang tidak baik. Saya melihat salah satu sifat Yunus adalah jujur, tulus dan terus konsisten dihadapan Allah, dari awal dia tidak mau maka sampai akhirpun tetap tidak mau. Maka hal ini jauh lebih baik dari pada awalnya saudara mengatakan ya namun setelah itu saudara menipu Tuhan. Saya melihat dengan jelas khususnya dalam hal kependetaan, berapa banyak orang yang pada waktu KKR bertobat dan menyerahkan dirinya serta berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan Allah untuk menjadi pelayannya sampai mati. Saudara melihat orang ini pada awalnya kelihatan begitu berapi-api namun setelah itu ditengah perjalanan imannya pada kandas atau kalau masih menjadi Pendetapun akan sangat berkompromi. Khotbahnya sangat kompromi, hidupnya mengutamakan uang, kenikmatan dan kekuasaan lebih dari pada Tuhan. Begitu banyak saya melihat khususnya Pendeta-Pendeta baik di Amerika maupun Kanada adalah pelarian dari Indonesia. Mereka disekolahkan oleh Gereja atau sekolah seminary mereka, ada yang disupport penuh ada yang setengah, namun setelah selesai sekolah mengingkari perjanjiannnya. Dengan seribu alasan berusaha melawan Gereja induk, tidak mau balik dengan mengatakan kalimat yang sangat indah yaitu pendirian gereja di Amerika maupun Kanada. Melihat kehidupan di negara maju yang enak telah menggoda iman mereka. Kalau Pendeta berusaha melepaskan diri dari gereja induk yang telah menyupot mereka dengan alasan juga untuk pelayanan di negara-negara maju bukankah kalimat ini sangat rohani? Saya pikir tidak ada penipu yang paling professional kecuali Pendeta. Bahkan beberapa murid Pak Stephen Tong pun berbuat seperti itu, disekolahkan keluar negeri dan setelah lulus diharapkan akan membantu melayani gereja di Indonesia, namun setelah lulus malah berani melawan Pendeta yang lebih senior, kalimat ini pernah dikatakan Pak Tong di dalam khotbahnya. Saya tidak mengatakan Pendeta harus melayani dinegara miskin, namun maksud saya seharusnya mereka jujur, kalau mereka berjanji pulang seharusnya juga pulang bukan menipu. Karena rata-rata yang menjadi Pendeta di Indonesia miskin maka setelah melihat kemakmuran di negara maju maka iman mereka menjadi kompromi. Dan hal ini sangat berbeda sekali jikalau ada hamba Tuhan yang dengan tulus dan jujur semenjak di Indonesia mengatakan saya ingin melayani di Kanada, lalu mereka menggumulkan imannya dan Tuhan mengijinkan. Mereka berterus terang mengungkapkan keinginannya dan tidak menipu. Saya tidak pernah melihat baik itu di Kanada maupun Amerika ada tukar murid International, atau perwira militer dari AKABRI yang disekolahkan di Amerika atau pegawai perusahaan yang disekolahkan perusahaannya melarikan diri. Mereka semua akan melakukan tugasnya dan setelah itu semuanya akan balik, kecuali kalau memang semenjak di Indonesia sudah dilakukan akal-akalan dan ini memang beda. Di Amerika dan Kanada kasus ini pernah terjadi, karena sulit mendapatkan visa di negara barat maka mereka mulai melakukan penipuan dengan akal-akalan menjadi atlet atau perwakilan tertentu dan setelah sampai di Barat mereka pada melarikan diri. Kalau pegawai, murid dan tentara pun balik dan tidak menipu maka Pendeta lebih berani menipu dengan dalih buka Gereja. Saya pernah ceritakan permasalahan ini dengan jemaat di east yang sangat mengasihi Tuhan dan orang ini mengatakan kalimat yang sangat benar. Dia berkata, Sonny karena mereka merasa Hamba Tuhan maka mereka pikir bisa mengelabui Tuhan dengan cara-cara yang kelihatan begitu rohani, saya pikir kalimat ini sangat benar. Kadang-kadang saya berpikir kalau mental hamba Tuhan seperti ini apa betul mereka adalah panggilan Tuhan? Kalau masalah seperti itu saja sudah berkompromi lalu bagaimana dengan isi khotbahnya apakah tidak berkompromi juga? Yunus yang sering dikritik oleh Pendeta pun tidak mau melakukan perbuatan seperti ini, dari awal sampai akhir Yunus tetap konsisten pada pendiriannya tidak mau ke Niniwe. Hal inilah yang membuat saya kagum dan terharu dengan sosok Yunus, Dia tidak munafik melainkan tulus dan jujur. Kalau engkau diutus Tuhan dan tidak mampu katakan ya Tuhan aku takut dan tidak mampu, maka selanjutnya Tuhan yang akan menolong hidupmu. Cinta Tuhan Bagian kedua kita akan melihat hati Yunus yang jujur juga diketahui oleh Tuhan. Maka Tuhan tidak membentaknya melainkan mengatakan layakkah engkau marah? Dan ternyata Tuhan tidak hanya berhenti disini saja melainkan bertindak sesuatu untuk menghiburkan Yunus melalui pohon jarak. Yunus dengan hati jengkel meninggalkan kota Niniwe 5 seorang diri dengan mendirikan pondok. Matthew Henry didalam komentarinya mengatakan kalimat yang sangat baik Bukankah Niniwe yang bertobat karena berita Yunus akan menunjukkan penghargaan, mereka akan menerima dan memberikan pelayanan yang terbaik dari rumah dan mejanya? Tetapi Yunus begitu kaku tidak mau menerima kebaikan. Kalimat Henry sangat betul, Yunus yang sudah bermata gelap menolak semuanya itu. Itulah dosa yang membuat manusia menyiksa dan mengasingkan dirinya sendiri, berkat ditolak dan menerima penderitaan. Diluaran kota Niniwe yang adalah belantara yang sangat panas di timur tengah semakin membikin jiwa Yunus menderita. Dan Tuhan pun sangat mengerti hal ini. Maka Tuhan menumbuhkan pohon jarak untuk menghiburnya 6. Disini Allah kita adalah Allah yang penuh kasih yang sangat mengasihi umatnya. Pada saat hambanya menderita tidak dibiarkan dia melainkan disayang dan dihibur. Sekali lagi melihat Yunus kita terharu demikian juga dalam melihat kasih Allah terhadap Hambanya yang tidak taat maupun terhadap orang-orang Niniwe. Anugerah Allah didalam Kitab Yunus sangat nyata, Allah menyelamatkan bangsa kafir di kapal yang hampir mati tenggelam akibat ulah Yunus. Demikian juga Allah menolong Yunus dari bahaya maut di laut melalui ikan besar dan terakhir kasihnya sekali lagi Ia tunjukkan melalui keselamatan orang-orang Niniwe. Secara sama bayang-bayang kutukan Niniwe atas diri kita dihancurkan melalui kematian Kristus diatas kalvari, tidakkah kasihnya lebih dari cukup? Didikan Tuhan atas Yunus Bagian ketiga kita melihat setelah Yunus terhibur melalui pohon jarak akhirnya melalui penentuan Allah dikirimkanlah ulat kecil untuk menghancurkan pohon jarak tersebut 7-8. Saudara melihat Tuhan bisa memakai monster laut untuk menyelamatkan Yunus namun Tuhan juga bisa memakai ulat kecil untuk mendidik hambanya. Setelah pohon tersebut mati akhirnya Yunus begitu menderita sampai berdoa lagi kepada Tuhan agar mencabut nyawanya karena kepanasan. Dan Tuhan sekali lagi berkata dengan lembut layakkah engkau marah karena pohon jarak itu? 9. Kalau pohon jarak yang tidak diusahakan Yunus yang tumbuh cuma satu hari mati di tangisi Yunus lalu bagaimana Allah tidak sayang kepada Niniwe yang berjumlah ratusan ribu tersebut? 10-11. Waktu saya perhatikan kalimat ini saya begitu kagum akan bijaksana Tuhan khususnya dalam mendidik anak-anaknya. Tuhan sangat mengetahui hati Yunus begitu teguh dan keras tidak tergoncangkan maka Tuhan pun tidak kalah cara untuk menundukkan melalui pelajaran pohon jarak. Kitab Yunus akhirnya diakhiri dengan pertanyaan tanpa jawaban, kalau ada diantara kitab-kitab Nabi yang diakhiri dengan pertanyaan maka salah satunya adalah Kitab Yunus. Namun saya percaya sekali walaupun alkitab tidak memberikan jawab bagaimana akhir dari kerohanian Yunus, pasti hati Yunus akan terkoyak melalui didikan Allah dan Yunus pasti akan menyesali dosanya seperti para nelayan dan orang-orang Niniwe yang bertobat. Itulah cerita Yunus yang menggambarkan kekerasan hati manusia melawan kasih Allah. David Flood Yang terakhir saya akan menutup pasal ke 4 dengan sebuah kesaksian nyata yang walaupun tidak sama namun inti permasalahannya adalah sama yaitu Hamba Tuhan yang marah terhadap Allah dan bagaimana Allah merespon dengan kasihnya. Kesaksian ini sangat terkenal dan saya percaya banyak diantara pembaca yang sebagian besar sudah mengetahui cerita ini. Pada tahun 1921, dua pasang suami istri dari Stockholm Swedia, menjawab panggilan Allah untuk melayani misi penginjilan di Afrika. Kedua pasang suami istri ini menyerahkan hidupnya untuk mengabarkan Injil dalam suatu kebaktian pengutusan Injil. Dan akhirnya mereka terbeban untuk melayani negara Belgian Kongo, yang sekarang bernama Zaire. Nama kedua orang ini adalah David & Svea Flood, serta Joel & Bertha Erickson. Setelah tiba di Zaire, mereka melapor ke kantor Misi setempat. Lalu dengan menggunakan parang, mereka membuka jalan melalui hutan pedalaman yang dipenuhi nyamuk malaria. Saudara tahu hutan-hutan didaerah tropis terkenal sangat ganas dengan penyakit malaria yang mematikan seperti halnya Indoneisa. David dan Svea membawa anaknya David Jr. yang masih berumur 2 tahun. Dalam perjalanan, akhirnya David Jr. terkena penyakit malaria. Namun mereka pantang menyerah dan bertekad untuk rela mati demi Pekerjaan Injil. Dan pada waktu sampai di tengah hutan, mereka menemukan sebuah desa di pedalaman, namun penduduk desa ini tidak mengijinkan mereka memasuki desanya. “Tak boleh ada orang kulit putih yang boleh masuk ke desa, dewa-dewa kami akan marah,” demikian kata penduduk desa itu. Karena tidak menemukan desa lain, mereka akhirnya terpaksa tinggal di hutan dekat desa tersebut. Setelah beberapa bulan tinggal di tempat itu mereka menderita kesepian dan kekurangan gizi, selain itu, mereka juga jarang mendapat kesempatan untuk berhubungan dengan penduduk desa. Setelah enam bulan berlalu, keluarga Erickson memutuskan untuk kembali ke kantor misi. Namun keluarga Flood memilih untuk tetap tinggal, apalagi karena saat itu Svea baru hamil dan sedang menderita malaria yang cukup buruk. Di samping itu David juga menginginkan agar anaknya lahir di Afrika dan ia sudah bertekad untuk memberikan hidupnya untuk melayani di tempat tersebut. Saudara melihat Selama beberapa bulan Svea mencoba bertahan melawan demamnya yang semakin memburuk. Namun di tengah keadaan seperti itu ia masih menyediakan waktunya untuk melakukan bimbingan rohani kepada seorang anak kecil penduduk asli dari desa tersebut. Dapat dikatakan anak kecil itu adalah satu-satunya hasil pelayanan Injil melalui keluarga Flood ini. Dan setiap Svea melayaninya, anak kecil ini hanya tersenyum kepadanya. Akhirnya Penyakit malaria yang diderita Svea semakin memburuk sampai ia hanya bisa berbaring saja. Tapi bersyukur bayi perempuannya berhasil lahir dengan selamat tidak kurang suatu apa pun. Namun akhirnya Svea tidak mampu bertahan. Seminggu kemudian keadaannya sangat buruk dan menjelang kematiannya, ia berbisik kepada David, “Berikan nama Aina pada anak kita,” lalu ia meninggal. David amat sangat terpukul dengan kematian istrinya, Ia membuat peti mati buat Svea, lalu menguburkannya. Saat dia berdiri di samping kuburan, ia memandang pada anak laki-lakinya sambil mendengar tangis bayi perempuannya dari dalam gubuk yang terbuat dari lumpur. Timbul kekecewaan yang sangat dalam di hatinya. Dengan emosi yang tidak terkontrol David berseru, “Tuhan, mengapa Kau ijinkan hal ini terjadi? Bukankah kami datang kemari untuk memberikan hidup kami dan melayani Engkau?! Istriku yang cantik dan pandai, sekarang telah tiada. Anak sulungku kini baru berumur 3 tahun dan nyaris tidak terurus, apalagi si kecil yang baru lahir. Setahun lebih kami ada di hutan ini dan kami hanya memenangkan seorang anak kecil yang bahkan mungkin belum cukup memahami berita Injil yang kami ceritakan. Kau telah mengecewakan aku, Tuhan. Betapa sia-sianya hidupku!” Kemudian David kembali ke kantor misi Afrika. Saat itu David bertemu lagi dengan keluarga Erickson yaitu temannya dulu yang sama-sama ke Afrika. David berteriak dengan penuh kejengkelan “Saya akan kembali ke Swedia! Saya tidak mampu lagi mengurus anak ini. Saya ingin titipkan bayi perempuanku kepadamu.” Kemudian David memberikan Aina kepada keluarga Erickson untuk dibesarkan. Sepanjang perjalanan ke Stockholm, David Flood berdiri di atas dek kapal. Ia merasa sangat kesal kepada Allah seperti halnya Yunus. Ia menceritakan kepada semua orang tentang pengalaman pahitnya, bahwa ia telah mengorbankan segalanya tetapi berakhir dengan kekecewaan. Ia yakin bahwa ia sudah berlaku setia tetapi Tuhan membalas hal itu dengan cara tidak mempedulikannya. Setelah tiba di Stockholm, David Flood memutuskan untuk memulai usaha di bidang import dan Ia mengingatkan semua orang untuk tidak menyebut nama Tuhan didepannya. Jika mereka melakukan itu, segera ia naik pitam dan marah, David akhirnya terjatuh pada kebiasaan minum-minuman keras. Tidak lama setelah David Flood meninggalkan Afrika, pasangan suami- istri Erikson yang merawat Aina meninggal karena diracun oleh kepala suku dari daerah dimana mereka layani. Selanjutnya si kecil Aina diasuh oleh Arthur & Anna Berg. Keluarga ini membawa Aina ke sebuah desa yang bernama Masisi, di sebelah Utara Konggo. Di sana Aina dipanggil “Aggie”. Si kecil Aggie segera belajar bahasa Swahili dan bermain dengan anak-anak Kongo. Pada saat-saat sendirian si Aggie sering bermain dengan khayalan. Ia sering membayangkan bahwa ia memiliki empat saudara laki-laki dan satu saudara perempuan, dan ia memberi nama kepada masing-masing saudara khayalannya. Kadang-kadang ia menyediakan meja untuk bercakap-cakap dengan saudara khayalannya. Dalam khayalannya ia melihat bahwa saudara perempuannya selalu memandang dirinya. Keluarga Berg akhirnya kembali ke Amerika dan menetap di Minneapolis. Setelah dewasa, Aggie berusaha mencari ayahnya tapi sia-sia. Aggie menikah dengan Dewey Hurst, yang kemudian menjadi presiden dari sekolah Alkitab Northwest Bible College. Sampai saat itu Aggie tidak mengetahui bahwa ayahnya telah menikah lagi dengan adik Svea, yang tidak mengasihi Allah dan telah mempunyai anak lima, empat putra dan satu putri tepat seperti khayalan Aggie. Suatu ketika Sekolah Alkitab memberikan tiket pada Aggie dan suaminya untuk pergi ke Swedia. Ini merupakan kesempatan bagi Aggie untuk mencari ayahnya. Saat tiba di London, Aggie dan suaminya berjalan kaki di dekat Royal Albert Hall. Ditengah jalan mereka melihat ada suatu pertemuan penginjilan. Lalu mereka masuk dan mendengarkan seorang pengkotbah kulit hitam yang sedang bersaksi bahwa Tuhan sedang melakukan perkara besar di Zaire. Hati Aggie terperanjat. Setelah selesai acara ia mendekati pengkotbah itu dan bertanya, “Pernahkah anda mengetahui pasangan penginjil yang bernama David dan Svea Flood?” Pengkotbah kulit hitam ini menjawab, “Ya, Svea adalah orang yang membimbing saya kepada Tuhan waktu saya masih anak-anak. Mereka memiliki bayi perempuan tetapi saya tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. ” Aggie segera berseru “Sayalah bayi perempuan itu! Saya adalah Aggie – Aina!” Mendengar seruan itu si Pengkotbah segera menggenggam tangan Aggie dan memeluk sambil menangis dengan sukacita. Aggie tidak percaya bahwa orang ini adalah bocah yang dilayani ibunya. Ia bertumbuh menjadi seorang penginjil yang melayani bangsanya dan pekerjaan Tuhan berkembang pesat dengan orang Kristen, 32 Pos penginjilan, beberapa sekolah Alkitab dan sebuah rumah sakit dengan 120 tempat tidur. Esok harinya Aggie meneruskan perjalanan ke Stockholm dan berita telah tersebar luas bahwa mereka akan datang. Setibanya di hotel ketiga saudaranya telah menunggu mereka di sana dan akhirnya Aggie mengetahui bahwa ia benar-benar memiliki saudara lima orang. Ia bertanya kepada mereka “Dimana David kakakku ?” Mereka menunjuk seorang laki-laki yang duduk sendirian di lobi. David Jr. adalah pria yang nampak kering lesu dan berambut putih. Seperti ayahnya, iapun dipenuhi oleh kekecewaan, kepahitan dan hidup yang berantakan karena alkohol. Ketika Aggie bertanya tentang kabar ayahnya, David Jr. menjadi marah. Ternyata semua saudaranya membenci ayahnya dan sudah bertahun-tahun tidak membicarakan ayahnya. Lalu Aggie bertanya “Bagaimana dengan saudaraku perempuan?” Tak lama kemudian saudara perempuannya datang ke hotel itu dan memeluk Aggie dan berkata “Sepanjang hidupku aku telah merindukanmu. Biasanya aku membuka peta dunia dan menaruh sebuah mobil mainan yang berjalan di atasnya, seolah-olah aku sedang mengendarai mobil itu untuk mencarimu kemana- mana.” Saudara perempuannya itu juga telah menjauhi ayahnya, tetapi ia berjanji untuk membantu Aggie mencari ayahnya. Lalu mereka memasuki sebuah bangunan tidak terawat. Setelah mengetuk pintu datanglah seorang wanita dan mempersilahkan mereka masuk. Di dalam ruangan itu penuh dengan botol minuman, tapi di sudut ruangan nampak seorang terbaring di ranjang kecil, yaitu ayahnya yang dulunya seorang penginjil. Ia berumur 73 tahun dan menderita diabetes, stroke dan katarak yang menutupi kedua matanya. Aggie jatuh di sisinya dan menangis, “Ayah, aku adalah si kecil yang kau tinggalkan di Afrika.” Sesaat orang tua itu menoleh dan memandangnya. Air mata membasahi matanya, lalu ia menjawab, “Aku tak pernah bermaksud membuangmu, aku hanya tidak mampu untuk mengasuhnya lagi.” Aggie menjawab, “Tidak apa-apa, Ayah. Tuhan telah memelihara aku”. Tiba-tiba, wajah ayahnya menjadi gelap, “Tuhan tidak memeliharamu!” Ia mengamuk. “Ia telah menghancurkan seluruh keluarga kita! Ia membawa kita ke Afrika lalu meninggalkan kita. Tidak ada satupun hasil di sana. Semuanya sia-sia belaka!” Aggie kemudian menceritakan pertemuannya dengan seorang pengkotbah kulit hitam dan bagaimana perkembangan penginjilan di Zaire. Penginjil itulah si anak kecil yang dahulu pernah dilayani oleh ayah dan ibunya. “Sekarang semua orang mengenal anak kecil, si pengkotbah itu. Dan kisahnya telah dimuat di semua surat kabar.” Saat itu Roh Kudus turun ke atas David Flood. Ia sadar dan tidak sanggup menahan air mata lalu bertobat. Tak lama setelah pertemuan itu David Flood meninggal, tetapi Allah telah memulihkan semuanya, kepahitan hatinya dan kekecewaannya. Yunus dan David, satunya tidak rela namun sangat berhasil pelayanannya sedangkan David rela namun kelihatan gagal, dan kedua-duanya akhirnya marah. Namun ternyata Allah memiliki rencananya sendiri yang tidak diketahui oleh mereka pada saat itu. Melalui peristiwa ini kita melihat paradox pelayanan Kristen yang sering kali diluar pemikiran dan rencana manusia. Kita semua memiliki bayang-bayang kesulitan didalam pelayanan dan kehidupan iman Kristen dan tidak jarang sering kali bertengkar dengan Allah. Saya percaya tidak sedikit dari orang kristen yang mengalami kepahitan akibat melayani Allah. Kalau ada maka berita ini untuk kamu. Ingatlah saudara kita hanyalah alat anugerah yang dipakai olehnya, Allah tidak pernah melakukan kesalahan, Allah sama sekali tidak pernah berbuat salah. Yunus dan David terus marah terhadap Allah namun Tuhan tetap mengasihinya. Melalui contoh dua hamba Tuhan ini maukah engkau berhenti memarahi Allah? Melalui kasih Allah terhadap Niniwe yang sangat jahat, melalui kasih Allah terhadap Yunus dan David tidakkah cukup bagimu? Rasul Paulus yang adalah tokoh terbesar didalam PB mengatakan kalimat yang begitu indah didalam permohonannya kesulitan hidupnya yang tidak dikabulkan Allah. Dan akhirnya membuat anugerah Tuhan atas Paulus semakin kuat setelah Allah menjawab Cukuplah kasih karuniaku bagimu 2 Kor 129.

MuhammadYunus, the pioneer of microlending for the poor, is rapidly expanding his joint venture companies with global brands designed to tackle social problems ranging from malnutrition to poor Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya ”Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.” Tetapi firman TUHAN ”Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya ”Lebih baiklah aku mati dari pada hidup.” Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus ”Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Jawabnya ”Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Lalu Allah berfirman ”Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?”
Biographical Professor Muhammad Yunus established the Grameen Bank in Bangladesh in 1983, fueled by the belief that credit is a fundamental human right. His objective was to help poor people escape from poverty by providing loans on terms suitable to them and by teaching them a few sound financial principles so they could help themselves.
Eksposisi Kitab Yunus oleh Pdt. Budi Asali MDiv. YUNUS 41-11 I. Sikap Allah terhadap Niniwe. Orang Niniwe bertobat 35-9, dan karena itu Allah mengampuni mereka 310. Allah mau mengampuni mereka karena Allah mengasihi mereka 411. Allah mau mengasihi mereka, padahal mereka adalah a. Orang berdosa bdk. Ro 58. Apakah saudara menyadari bahwa diri saudara adalah orang yang berdosa? Tetapi, sekalipun saudara adalah orang yang berdosa, tetapi Allah tetap mengasihi saudara dan Ia mau mengampuni dosa-dosa saudara, asalkan saudara mau bertobat dan datang kepada Yesus. Maukah saudara melakukan hal itu? b. Orang kafir / non Israel bdk. Kej 121-3 Kis 1034-35. Bukan hanya orang Israel / Yahudi saja yang bisa diselamatkan. Saudara juga bisa, tak peduli apa kebangsaan saudara. Dan syaratnya tetap sama untuk orang dari bangsa apapun, yaitu bertobat dan datang kepada Yesus! II. Sikap Yunus. 1. Marah ay 1. Mengapa Yunus menjadi marah? a. Karena ia ingin Niniwe dihancurkan ay 2. Dalam pandangan Yunus, orang-orang Niniwe bukan hanya sekedar merupakan orang non Israel, tetapi mereka juga merupakan musuh orang Israel dan mereka adalah orang-orang yang jahat. Karena itu Yunus ingin mereka dihancurkan. Ay 5 seharusnya diterjemahkan ke dalam bentuk Past Perfect, karena ay 5 terjadi sebelum ay 1-4. Jadi, setelah Yunus memberitakan Firman Tuhan kepada orang-orang Niniwe, ia lalu pergi ke luar kota untuk untuk memperhatikan kehancuran Niniwe. Tetapi harapannya tidak terkabul, karena orang-orang Niniwe ternyata bertobat, sehingga mereka diampuni oleh Allah. Ini menjadikan Yunus marah. Penerapan Apakah dalam hidup saudara ada orang yang begitu saudara benci, sehingga saudara menghendaki agar Allah membinasakan / tidak mengampuni dia? Kalau ya, ingatlah bahwa saudara sendiri adalah orang yang penuh dengan dosa, dan sebetulnya sama tidak layaknya dengan dia untuk mendapat pengampunan Allah. Juga ingatlah bahwa Yesus menghendaki kita mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri Mat 2239, dan Ia menghendaki kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita Mat 1821-35. b. Karena nubuatnya dalam 34 tidak terjadi. Ini menghancurkan reputasinya sebagai seorang nabi bandingkan dengan Ul 1822. Bagi Yunus reputasinya lebih penting daripada nasib orang Niniwe. Penerapan Apakah saudara juga seperti Yunus? Apakah reputasi / gengsi saudara lebih penting dari pada nasib kekal dari orang lain? Yunus marah melihat orang Niniwe diampuni, padahal ia sendiri baru saja diampuni Tuhan Yun 2. Bandingkan dengan Mat 1821-35 & Luk 1529. Penerapan Renungkan tentang orang yang saudara benci! Kalau orang itu bertobat dan lalu diampuni oleh Tuhan, bagaimana reaksi saudara? Bersukacita / bersyukur kepada Tuhan? Atau marah / jengkel seperti Yunus? 2. Membenarkan diri sendiri dan menyalahkan Allah ay 2. Ini seperti Adam dalam Kej 312 - perempuan yang Kautempatkan’. Apakah saudara sering membenarkan diri sendiri dan menyalahkan Allah? Kalau saudara tidak melayani Tuhan, mungkin saudara berkata bahwa saudara tidak melayani karena Tuhan tidak memberi karunia kepada saudara bdk. Mat 2524-25. Kalau saudara tidak pemberi persembahan, itu karena Tuhan tidak memberi uang yang cukup kepada saudara. Kalau saudara tidak ke gereja, itu karena Tuhan tidak memberi saudara mobil dsb. Sikap seperti ini tidak akan menyebabkan saudara dibenarkan! Apapun yang terjadi, tidak mungkin saudara yang benar dan Allah yang salah! 3. Minta mati sampai 2 x ay 3,8. a. Dalam ay 3, ia minta mati. Ini seperti Elia 1Raja-raja 194, tetapi alasannya lain. Elia minta mati, karena merasa pelayanannya gagal tidak ada yang bertobat. Yunus sebaliknya! Ia minta mati justru karena pelayanannya berhasil Niniwe bertobat dan diampuni oleh Tuhan! b. Dalam ay 8, ia menderita kepanasan, karena itu ia ingin mati. Dalam penderitaannya itu ia tidak bisa melihat Tuhan yang mengatur semua itu, dan karena itu ia ingin mati. Penerapan Seringkah saudara ingin mati pada waktu saudara mengalami hal-hal yang tidak enak / penderitaan yang berat? Pada saat seperti itu, ingatlah bahwa asal saudara adalah seorang anak Allah, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi saudara Ro 828. 4. Tidak perduli dengan teguran Tuhan. Teguran pada ay 4 tidak dijawab oleh Yunus. Teguran pada ay 9 dijawab dengan kurang ajar! Pada saat kita marah, frustasi dsb, kita bisa begitu buta, sehingga melawan Tuhan. Kita harus hati-hati terhadap hal seperti itu. III. Sikap Allah terhadap Yunus. 1. Allah tidak memberi kematian sekalipun Yunus memintanya. Allah menyensor doa kita! Kalau doa itu tidak baik, Allah tidak akan memberikannya! Allah mem-by-pass permintaan Yunus itu dan Allah membahas persoalannya. Ay 4 layakkah engkau marah?’. Ini menunjukkan kasih Allah kepada Yunus. Penerapan Dalam persoalan Yunus ini kita dapat melihat dengan jelas bahwa Allah tidak mengabulkan doa Yunus, karena Allah mencintai Yunus. Tetapi tidak selalu kita bisa melihat seperti itu. Khususnya kalau kita berdoa untuk sesuatu yang sangat kita harapkan, dan kita menganggap sesuatu itu sebagai sesuatu yang baik bagi kita, tetapi ternyata Allah tidak mengabulkan doa kita. Tetapi sebetulnya dalam keadaan apapun kita harus percaya, bahwa kalau Allah menyensor doa kita, Ia melakukan itu karena Ia mengasihi kita! Percayalah bahwa Ia lebih bijaksana dari saudara, dan Ia lebih tahu apa yang baik bagi saudara! 2. Menegur Yunus, tetapi tidak dengan keras, sekalipun Yunus marah kepada Allah ay 4. Ini lagi-lagi menunjukkan kasih, kesabaran, bahkan juga hikmat Allah! Ia tidak menangani orang yang frustasi dengan cara yang keras. Penerapan Pada saat saudara sedang frustrasi apalagi kalau itu disebabkan saudara jatuh ke dalam dosa, atau doa saudara tidak dikabulkan oleh Tuhan, saudara mungkin beranggapan bahwa Allah tidak peduli kepada saudara, atau bahkan Allah benci kepada saudara. Tetapi dari cerita Yunus ini, saudara boleh yakin bahwa dalam keadaan frustrasi itupun, Allah tetap mengasihi saudara, dan Ia selalu menangani saudara dengan cara yang terbaik dan penuh kasih! Bdk. Maz 10310. 3. Memperhatikan Yunus dan berbicara kepada Yunus sekalipun Yunus tidak berbicara kepada Allah ay 8-9. Dalam ay 8, Yunus tidak berbicara kepada Allah, tetapi sekedar bersungut-sungut. Tetapi dalam ay 9 Allah tetap mau berbicara kepada Yunus. Hal ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Allah tetap mengasihi Yunus! Penerapan Dalam penderitaan, segala keluhan yang tidak kita tujukan kepada Tuhan sekalipun, tetap didengar dan diperhatikan oleh Tuhan. Dan sekalipun dalam keputusasaan, kita lalu tidak mempedulikan Tuhan, Tuhan tetap mempedulikan dan mengasihi kita! 4. Allah tidak meninggalkan Yunus sekalipun mungkin dari sudut pandang Yunus, Allah telah meninggalkan dia. Ay 4 Allah bertanya dan Yunus tidak menyahut. Ay 6-8 kelihatannya Allah meninggalkan Yunus karena Allah tidak berbicara kepadanya. Tetapi sebetulnya Allah tidak meninggalkan Yunus. Allah bekerja bagi Yunus. Dalam ay 6-8, ada 3 x kata-kata atas penentuan Tuhan’ yang menunjukkan hal itu! Penerapan Sekalipun saudara merasa Allah meninggalkan saudara dan sekalipun ada banyak hal yang terjadi di sekitar saudara yang seakan-akan menunjukkan bahwa Allah tidak perduli kepada saudara, percayalah bahwa Allah tidak meninggalkan saudara! Ibr 135 Yoh 1416. 5. Allah mendidik Yunus. a. Melalui apa yang terjadi di sekitar Yunus ay 6-8 tanaman, ulat, angin. b. Melalui Firman Tuhan ay 9-11. Ini argumentasi Allah untuk menunjukkan kesalahan Yunus Yunus tidak menanam pohon itu, tapi toh ia sayang kalau pohon itu mati. Apalagi kalau Yunus yang menanam dan memelihara pohon itu. pohon tidak sepenting manusia. Tuhan yang menciptakan orang-orang Niniwe dan memelihara mereka. Bagaimana mungkin Tuhan tidak mengasihi mereka? Tuhan juga mendidik kita juga melalui 2 hal di atas ini a. Melalui hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Misalnya Adanya orang yang mati bisa mengajar pada kita bahwa setiap saat kitapun bisa mati. Adanya orang yang bermoral bejad, bisa mengajar kita untuk lebih berhati-hati dalam mendidik anak-anak kita. Adanya orang yang menjengkelkan kita, mungkin mengajar kita untuk menjadi lebih sabar. Adanya kegagalan-kegagalan dalam usaha kita mungkin mengajar kita untuk menyadari kelemahan kita supaya kita lebih bersandar kepada Allah b. Melalui Firman Tuhan. Karena itu belajarlah Firman Tuhan dengan rajin! Saudara bisa belajar Firman Tuhan dalam Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab, juga dengan membaca buku-buku rohani, atau langsung membaca Kitab Suci dsb. Dan setiap kali saudara mendengar Firman Tuhan, ingatlah bahwa Allah bertujuan memberikan FirmanNya kepada saudara untuk mengajar / mendidik saudara. Jadi, jangan mendengar / belajar Firman Tuhan hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu atau intelek saudara. Sebaliknya, bandingkanlah Firman Tuhan dengan kehidupan saudara, dan laksanakanlah Firman Tuhan itu! IV. Reaksi / sikap Yunus. Tidak ditunjukkan apa / bagaimana reaksi dari Yunus! Cerita ini dibiarkan open-ended’! Ini seperti Luk 15 yang juga tidak menceritakan reaksi anak sulung terhadap kata-kata ayahnya! Tujuannya supaya kita berhadapan dengan kata-kata Tuhan itu, seakan-akan kita adalah Yunus sendiri. Allah mengasihi orang berdosa; pantaskah kita jengkel kalau ada orang berdosa yang bertobat dan diampuni? Maukah kita mempunyai sikap yang sama dengan sikap Allah terhadap orang berdosa? Kalau ya, maka kita harus memberitakan Injil, juga kepada orang yang menjengkelkan. berdoa bagi keselamatan mereka. mengajak mereka ke gereja untuk mendengar Injil / Firman Tuhan, dsb Maukah saudara melakukan hal-hal ini? -AMIN- e-mail us at [email protected]
Clickto choose book. Taurat. Close; Genesis. Close; Genesis 1; Genesis 2; Genesis 3; Genesis 4; Genesis 5; Genesis 6; Genesis 7; Genesis 8; Genesis 9; Genesis 10
Join WordPress Executive Director Josepha Haden Chomphosy in the 57th episode of the WordPress Briefing as she discusses the Contributor Mentorship Program to help increase the success of new contributors over time. Have a question you’d like answered? You can submit them to wpbriefing either written or as a voice recording. Credits Editor Dustin HartzlerLogo Javier ArceProduction Brett McSherrySong Fearless First by Kevin MacLeod Show Notes WordCamp Europe 2023, Athens, Greece. This event includes a special Keynote from Matt Mullenweg, Josepha Haden Chomposy, and Matías Ventura. WordPress Contributor Mentorship Program Pilot Program Proposal Make WordPress Community Idea generation Next Gen WordCamps! WordPress Milestones’ volume two book Building Blocks The Evolution of WordPress is available in several formats for download on GitHub. Transcript Read more Episode 57 The Power of WordPress Mentorship[Josepha Haden Chomphosy 000000] Intro music Hello everyone, and welcome to the WordPress Briefing, the podcast where you can catch quick explanations of the ideas behind the WordPress open source project, some insight into the community that supports it, and get a small list of big things coming up in the next two weeks. I’m your host, Joseph Hayden Chomphosy. Here we go! Intro music [Josepha Haden Chomphosy 000040] Over the course of this year, there has been a lot of research and examination of the contributor funnel in the WordPress community. That research confirms some assumptions about what most contributor stories have in common the hurdles, the general paths taken, and the way that problem-solving was done. Then in February of this year, Hari Shanker published a proposal for a mentorship program for WordPress. And now we’ve got a pilot program that’s been defined and is waiting for your feedback. If you’ve not read the post about the contributor mentorship program, for one do it. But if you would rather hear a synopsis from me, don’t worry, I’m about to give you a 10-cent tour. [Josepha Haden Chomphosy 000122] First up, who is doing this? This pilot program has been outlined by a community working group. We often have working groups in WordPress, and they almost always have specific projects around events or programs, or code updates. Since this working group is focused on a project-wide program, there is project-wide representation in it. All the names are at the bottom of the post, which you can find in our show notes. But it’s got folks who contribute with code or contribute with time or contribute with design folks who are self-sponsored or corporately sponsored, just a nice mix of people. The program as a whole, though, is being stewarded by Hari Shankar, a longtime supporter of and contributor to WordPress. [Josepha Haden Chomphosy 000206] So next, what is this for? There are a few goals for the program. But the overarching goal is to increase the success of new contributors over time. We can all agree that if we were to have 1000s of new contributors every day, but they couldn’t find their way to impactful contributions or meaningful connections quickly, then we would have done them a disservice. And they probably won’t continue to be part of the community without a bit more effort. The when and the where are essentially “right now and right here,” so that brings us finally to Why. Why are we doing this mentorship program? Apart from to help people who want to contribute have an easier path to success – which frankly is enough of a reason anyway – the why is wrapped up in our overall philosophies in the project. If we believe that good ideas can come from anywhere and that contributions of any size matter. And that open source is an idea that can change our generation and that we are democratizing publishing, then bringing new people brings new ideas, and beginner contributions can grow over time. We can maintain this idea, this concept of open source, into the next generation and to future generations. And always keep our sights on the open web. To learn more about this and other project-wide initiatives, swing by or check the links in today’s show notes on [Josepha Haden Chomphosy 000353] Which brings us now to our small list of big things. [Josepha Haden Chomphosy 000356] First on the list is WordCamp Europe. That’s coming up at the end of the week on June 8 through 10th in Athens, Greece. There will be a major update from Matt and friends, so even if you aren’t there in person, keep an eye out for those recordings. But for those who are there and you’re curious about the mentorship program or anything else to do with WordPress and contributing to the project, you can come find me or Angela Jin, Hari will also be there, Chloé will be there, Héctor will be there, lots of people, and we want to hear your thoughts and answer your questions. [Josepha Haden Chomphosy 000427] Second is a call for brainpower! A call for your brainstorms! On the subject of the next generation, we’ve got a discussion going on about the next generation of WordCamps. We’ve been discussing what new types and varieties might be available, and that might make sense for people as we get back to in-person events. So if you’ve got a kind of WordCamp that you’ve been desperately wanting to try, now’s the time to let folks know about it. [Josepha Haden Chomphosy 000454] And the final thing is the second volume of The WordPress history book called Building Blocks The Evolution of WordPress is now available for download in several formats as well as on GitHub. Stop buy, give it a read, and relive some of the highlights of the past ten years of the WordPress project. [Josepha Haden Chomphosy 000512] And that, my friends, is your smallest of big things. Thanks for tuning in today for the WordPress Briefing. I’m your host Josepha Haden Chomposy, and I’ll see you again in a couple of weeks.
104. to top. Sahih International. To Him is your return all together. [It is] the promise of Allah [which is] truth. Indeed, He begins the [process of] creation and then repeats it that He may reward those who have believed and done righteous deeds, in justice. But those who disbelieved will have a drink of scalding water and a painful
Saeed Ahmad 1, Mehmood Ul Hassan 2, Pakistan,  Muhammad Babar Qureshi 3, and Maryam Imtiaz Qurashi 4,Saudi Arabia [FULL PAPER]  21. Anguish Arising from Claims of Existence: A Study of Shashi Deshpande's The Dark Holds No Terrors. Manusmriti Sharma 1, and   Dr. Sanjay Kumar 2, India  [FULL PAPER] 22.
ØBab 4 bercerita tantang Yunus Marah-marah, karena penduduk Niniwe bertobat sehingga luput dari kemusnahan : sesudah itu Allah, dengan menumbuhkan kasih sayang Yunus terhadap sebatang pohon jarak mengajar dia mengasihi semua orang. Ø Kita akan belajar dari bab 4 ini yang bercerita tentang Yunus yang marah kepada Tuhan nya sendiri. Gods Sense of Humor. Renungan Remaja Yunus 4: 1-11 | God's Sense of Humor. Guys, pernah gak kamu berpikir kalo Tuhan ternyata punya selera humor yang tinggi? Kalo kita baca kisah Yunus, kita akan tahu betapa tingginya selera humor Tuhan saat menghadapi kebandelan Yunus. Howto Download a Heat Transfer: A Practical Approach By Yunus A Cengel. Step-1 : Read the Book Name and author Name thoroughly. Step-2 : Check the Language of the Book Available. Step-3 : Before Download the Material see the Preview of the Book. Step-4 : Click the Download link provided below to save your material in your local drive Marimerenungkan firman Tuhan dalam memulai, menjalani, dan mengakhiri satu hari. Tiada hari tanpa firman Tuhan, sebab firman-Nya adalah pelita bagi kaki kit Qyi5Y.
  • 0poyw60xqn.pages.dev/142
  • 0poyw60xqn.pages.dev/301
  • 0poyw60xqn.pages.dev/655
  • 0poyw60xqn.pages.dev/344
  • 0poyw60xqn.pages.dev/849
  • 0poyw60xqn.pages.dev/297
  • 0poyw60xqn.pages.dev/843
  • 0poyw60xqn.pages.dev/652
  • yunus 4 1 11